MACAM SUDUT PANDANG DALAM CERPEN DAN CERITA FIKSI
Materi
diklat Karya Inovasi PGRI Kab.Kebumen
(DIKUTIP
DARI Hasta Indriyana)
Sudut
Pandang Dalam Cerita
Sudut
pandang berkaitan dengan siapa yang bercerita dalam cerpen dan bagaimana kita
melihat cerpen tersebut. Sebagai contoh, marilah kita bayangkan bahwa kamu di
sekolah memiliki seorang sahabat dekat yang cacat dan miskin, sementara kamu
adalah siswa dari keluarga mampu. Sebutlah sahabatmu itu bernama Asih,
sementara namamu adalah Ani. Apabila kamu ingin menulis cerita tentang diri
kalian, bagaimana kamu akan berkisah?
Nah,
untuk berkisah tentang Asih, kamu bisa menggunakan bermacam-macam cara
penceritaan. Di bawah ini ada beberapa sudut pandang yang bisa dipakai dalam
bercerita.
a. Sudut
Pandang Aku, memakai pencerita tunggal, yaitu “saya” atau “aku”. Gaya
penceritaan ini dikenal juga dengan nama sudut pandang orang pertama.
Aku
memiliki teman. Temanku yang satu ini istimewa. Dia jago berenang (setelah
kuketahui, dulu dia belajar berenang di sungai di kampungnya). Di sekolah, dia
tidak begitu pintar. Wajahnya juga biasa saja. Tapi, bayangkan, temanku ini
hanya memiliki satu kaki. Namanya Asih, teman sebangku di kelas. Itu sangat
luar biasa bagiku.
b. Sudut
Pandang Beberapa Aku, yaitu sudut pandang orang pertama yang dipakai
secara berpindah-pindah oleh beberapa tokoh.
Aku
sudah mengenal orang tua Asih. Bapaknya adalah seorang petani penggarap dan
ibunya bekerja pada seorang keluarga haji di kampungnya. Sewaktu bermain ke
rumah Asih, aku bertemu dengan kedua orang tuanya. Mereka sangat baik kepadaku.
***
Ani
sering meminjamiku buku dan majalah remaja. Buku-buku itu adalah pemberian
ibunya. Jika sudah selesai membaca, ia akan memberikannya padaku. Sungguh, Ani
adalah orang kaya yang baik. Aku dan Ani akan saling berpendapat tentang isi
buku. Ia memang pintar, tidak sepertiku.
c. Sudut
Pandang Kamu, adalah sudut pandang pencerita yang seolah-olah sedang
berbicara dengan tokoh “kamu”.
Aku
tahu, Asih, kamu sedang bersedih. Kemarin sepulang sekolah aku melihatmu sedang
menyisir pinggiran pasar sambil menunduk lesu. Tak seperti biasanya kamu sedih
demikian. Kamu pasti sedang bermasalah dengan keluargamu, tapi aku tahu bahwa
kamu sedang tidak memerlukan teman untuk berbagi.
d. Sudut
Pandang Orang Ketiga, yaitu gaya bercerita dengan cara menceritakan tokoh
dengan sudut pandang “dia” atau “mereka”.
“Jangan
bilang kasihan padaku!” katanya berseru.
Orang-orang
di sekelilingnya kaget, lalu terdiam. Dia berjalan dengan kruk kayu yang di
dekapnya di ketiak tangan kiri. Kaki kanannnya yang menyangga beban tubuh itu
dilangkahkan menuju taman depan kelas.
g. Sudut
Pandang Orang Ketiga Serba Tahu, yaitu sudut pandang yang dipakai untuk
menggambarkan semua tokoh yang ada di dalam cerpen. Ciri sudut pandang ini,
pengarang mengetahui semua hal, termasuk pikiran dan perasaan masing-masing
tokoh.
Asih
tergolong siswa biasa saja. Wajahnya yang cenderung murung sebenarnya
menyembunyikan keriangan dan ketulusan dalam berteman. Kaki kanannya diamputasi
karena sewaktu bocah menderita kanker. Kekurangan itu tidak membuatnya berkecil
hati. Ada prestasi menarik yang dimilikinya, yaitu juara berenang
dalam setiap kesempatan perlombaan. Sahabat karibnya, Ani, adalah teman
baiknya. Ani anak orang kaya yang periang dan suka berbagi kepada sesama.
h. Sudut
Pandang Objektif atau Teatrikal, yaitu sudut pandang pencerita yang
tidak melibatkan emosi atau pendapat pengarang dalam bercerita (melalui
tokoh-tokohnya). Kesan yang didapat dari sudut pandang ini adalah “dingin”.
Pikiran dan perasaan tokoh-tokohnya tidak ditulis secara eksplisit.
Ani
menuju ke ruang UKS, tempat Asih terbaring lemas. Pipi Ani meneteskan air mata
ketika melihat tubuh Asih tergolek dengan baju koyak moyak. Beberapa guru
berada di dalam tanpa ada yang berbicara. Tidak ada yang tahu persis penyebab
Asih jatuh di selokan depan sekolah sampai dia tak sadarkan diri.