Hari anak nasional pertama kali dicanangkan oleh Alm. mantan Presiden Suharto yaitu pada tanggal 23 Juli tahun 1986.
Ia melihat anak-anak sebagai aset kemajuan bangsa. Karena itulah, sejak tahun 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional. Peringatan Hari Anak Nasional dilakukan sejak tahun 1986 sampai saat ini. Perayaan ini dilakukan untuk menggugah kepedulian maupun partisipasi seluruh rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi.
Setiap tahun, Hari Anak Nasional di Indonesia selalu diperingati dengan tema yang berbeda. Misalnya pada tahun 2009, Hari Anak Nasional dirayakan dengan tema “Saya Anak Indonesia, Kreatif, Inovatif, dan Unggul Untuk Menghadapi Tantangan di Masa Depan”. Puncak perayaan Hari Anak Nasional dirayakan di Taman Impian Jaya Ancol dengan menghadirkan operet musikal karya A.T Mahmud, berjudul “Ambilkan Bulan, Bu.”
Musik dan Pendidikan memang dunia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pria kelahiran Palembang ini. Massagus Abdullah Mahmud, demikian nama pemberian kedua orang tuanya sejak lahir 3 Februari 1930 silam. Keluarga dan teman-temannya semasa sekolah SMP lebih sering memanggilnya dengan sebutan Totong. Kebiasaan memangil dengan nama Totong tersebut terbawa sampai SMA, ijazahnya pun diberi nama Abdullah Totong Mahmud dan lebih dikenal dengan AT Mahmud yang kini dikenal masyarakat sebagai pencipta lagu anak-anak.
Anak kelima dari sepuluh bersaudara ini baru menemukan kembali momentum dalam mengembangkan bakat bermusiknya ketika ia bertugas di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) setelah sebelumnya ia mendaftarkan diri di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. Di SGTK, ia pun berkreasi terutama mencipta lagu anak-anak. Kehidupan anak-anak yang senang bermain menjadi inspirasi utamanya dalam menciptakan lagu.
Selain di SGTK, inspirasi terbesar Totong juga datang dari ketiga anaknya. Ruri Mahmud, Rika Vitrina dan Revina Ayu. Ketiga buah cinta dari pernikahannya dengan Mulyani Sumarman pun menjadi inspirasi dari sebagian besar lagu gubahannya. Lagu Pelangi terinspirasi dari Rika ketika masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Ketika dalam perjalanan ke sekolah, Rika menunjuk ke arah langit dan berteriak kepada sang ayah, “Pelangi!” Kejadian ini memberinya ide untuk membuat sebuah lagu mengenai pelangi. Ia pun menyusun kata-kata yang tepat sesuai pikiran anak-anak yang menggambarkan indahnya ketika pelangi muncul. Dengan iringan gitar maka jadilah sebuah lagu Pelangi yang sampai sekarang sering dinyanyikan di TK dan SD.
Pada tanggal 3 Juni 1968, kariernya dalam bermusik semakin menanjak setelah mendapat tawaran membuat acara musik untuk anak-anak dari TVRI, Ayo Menyanyi menjadi judul acara tersebut. Mealuli acara tersebut AT Mahmud memperkenalkan lagu anak-anak dari berbagai pencipta lagu terdahulu seperti Ibu Sud, Pak Dal, Pak Tono, S.M. Moechtar, dan lainnya, acara tersebut juga memberikan kesempatan kepada pencipta lagu baru untuk memperkenalkan lagunya. Ayo Menyanyi juga menjadi tempat yang terbaik untuk memperkenalkan lagu ciptaan AT Mahmud. Selama dua puluh tahun Ayo Menyanyi bertahan menjadi acara pendidikan musik anak dengan penggemar setia. Sampai akhirnya pada 1988, direksi TVRI meminta seluruh kru termasuk AT Mahmud untuk mundur dari acara Ayo Menyanyi.
Namun berkat dedikasinya yang luar dalam perkembangan musik anak-anak beberapa kali ia mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Penghargaannya yang pertama diterima dari Menteri Pendidikan Nasional Juwono Sudarsono pada 1999. Selanjutnya rentetan penghargaan menyusul seperti dari Presiden RI Megawati Soekarno Putri (2001), Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden RI, Life Time Achievement Awards pada Anugerah Music Indonesia 2003.
Penghargaan paling anyar diperoleh pada peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2010,walaupun ia telah berpulang ke Rahmatullah dua minggu sebelumnya, 6 Juli 2010. Sosok AT Mahmud memang salah satu sosok yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan musik anak-anak di Tanah Air. Lagu-lagu ciptaannya menjadi lagu wajib yang dinyanyikan pada TK atau SD.
Namun gempuran lagu-lagu dewasa baik itu dari Band, penyanyi dewasa menjadi tantangan besar bagi eksistensi musik sejenis ciptaan AT Mahmud. Namun menurutnya Lagu anak-anak berbeda dengan lagu orang dewasa. Lagu anak-anak harus menggambarkan pikiran, perasaan, dan tingkah laku anak-anak. Anak-anak tidak boleh disuguhkan dengan lagu orang dewasa yang melampaui batas usia anak-anak itu. Maka tidaklah heran ketika pada akhir tahun lalu ia sempat berseloroh mengenai kegelisahannya.
“Saat ini anak-anak lebih hafal lagu orang dewasa ketimbang lagu anak-anak seumuran mereka,” ujarnya di salah satu tayangan televisi nasional. Kekhawatirannya memang cukup beralasan, saat ini urusan cipta mencipta lagu anak-anak tidak sama lagi dengan puluhan tahun yang lalu. Jangankan menemukan lagu anak-anak yang pas dengan usia anak-anak, penyanyi cilik pun susah mendapat tempat di hati penikmat musik. Sehingga kesulitan untuk menemukan pencipta lagu yang berdedikasi pada pendidikan musik anak-anak, sama susahnya dengan menemukan generasi penerus Tasya atau Joshua yang menjadi fenomena musik anak-anak satu dekade silam.
Harapan AT Mahmud agar anak-anak mendapatkan suguhan musik yang sesuai dengan usia, pikiran, tingkah laku anak-anak tampaknya bukan harapan yang muluk-muluk. Anak-anak memang harus mendapatkan pendidikan sesuai usia mereka, dan mungkin semua akan setuju kalau musik ciptaan AT Mahmud merupakan salah satu media pembelajaran terbaik bagi pendidikan anak-anak.
AT MAHMUD “Sang maestro lagu anak-anak meninggal dunia”
Pencipta lagu anak Abdullah Totong Mahmud atau akrab disapa AT Mahmud(80) sebelum akhirnya tutup usia pada Selasa ( 6/7/2010 ), sempat keluar masuk rumah sakit lantaran terserang stroke dan mengidap penyakit infeksi paru-paru. "Bapak pernah kena stroke lima tahun yang lalu, tapi terakhir bapak terserang infeksi paru-paru," kata anak kedua AT Mahmud, Rika Fitrina Mahmud saat ditemui di rumah duka pencipta lagu Pelangi-Pelangi itu di Tebet Barat II No.18, Jakarta Selatan, Selasa ( 6/7/2010 ).
Sejak terserang stroke, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 3 Februari 1930 itu jadi langgangan keluar masuk rumah sakit. "Bapak sudah sering keluar masuk rumah sakit," kata Rika.
Setelahnya, kondisi AT kian menurun hingga akhirnya tutup usia. "Meninggalnya jam 13.10 WIB tadi di Rumah Sakit MNC. Selama dirawat bapak manja sekali, malah makan sudah enggak mau selama dirawat di rumah sakit," jelas Rika. Sesuai rencana keluarga, jenazah AT yang kini bersemayam di kediamannya akan dimakamkan besok Rabu (7/7/2010 ) pukul 09.00 WIB di Pemakaman Menteng Pulo.
Sejak terserang stroke, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 3 Februari 1930 itu jadi langgangan keluar masuk rumah sakit. "Bapak sudah sering keluar masuk rumah sakit," kata Rika.
Setelahnya, kondisi AT kian menurun hingga akhirnya tutup usia. "Meninggalnya jam 13.10 WIB tadi di Rumah Sakit MNC. Selama dirawat bapak manja sekali, malah makan sudah enggak mau selama dirawat di rumah sakit," jelas Rika. Sesuai rencana keluarga, jenazah AT yang kini bersemayam di kediamannya akan dimakamkan besok Rabu (7/7/2010 ) pukul 09.00 WIB di Pemakaman Menteng Pulo.
DAFTAR LAGU CIPTAAN AT. MAHMUD
Meninggalnya AT Mahmud merupakan kehilangan besar bagi dunia seni musik, utamanya musik anak-anak. Betapa tidak, AT Mahmud dalam usianya yang sudah sepuh itu masih rajin memerhatikan perkembangan lagu anak-anak. Ia mengaku prihatin ketika menyaksikan anak-anak di televisi menyanyikan lagu-lagu orang dewasa.
Di usianya yang sepuh, ia juga masih sering dimintai orangtua yang ingin anak-anaknya dibuatkan lagu.
Berikut adalah sedikit dari sekitar 500 lagu anak-anak karyanya yang pernah populer di masa lalu dan tetap dikenal masyarakat, bukan hanya anak-anak, melainkan juga orangtua, hingga saat ini:
- Anak Gembala
- Libur Tlah Tiba
- Paman Datang
- Di Stasiun
- Kereta Apiku
- Sukacita
- Cemara
- Angin Bertiup
- Mendaki Gunung
- Burung Bernyanyi
- Barisan Musik
- Hujan Rintik-rintik
- Hujan-hujan
- Ambilkan Bulan Bu
- Bintang Kejora
- Pelangi
- Amelia
- Cicak di Dinding
Di usianya yang sepuh, ia juga masih sering dimintai orangtua yang ingin anak-anaknya dibuatkan lagu.
Berikut adalah sedikit dari sekitar 500 lagu anak-anak karyanya yang pernah populer di masa lalu dan tetap dikenal masyarakat, bukan hanya anak-anak, melainkan juga orangtua, hingga saat ini:
- Anak Gembala
- Libur Tlah Tiba
- Paman Datang
- Di Stasiun
- Kereta Apiku
- Sukacita
- Cemara
- Angin Bertiup
- Mendaki Gunung
- Burung Bernyanyi
- Barisan Musik
- Hujan Rintik-rintik
- Hujan-hujan
- Ambilkan Bulan Bu
- Bintang Kejora
- Pelangi
- Amelia
- Cicak di Dinding
sumber :
http://tips-populer.blogspot.com/. dll
https://dosenindonesia.wordpress.com
Artikel Terkait