Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan membaca dimulai ketika anak senang menge ksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku.
Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam berapa tahap sebagai berikut:
Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam berapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Fantasi (magical stage)
Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku, dia berpikir bahwa buku itu penting, membolak-balik buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama ini, orang tua atau guru harus menunjukkan model atau contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri (self concept stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan.
Pada tahap kedua ini, orang tua atau guru harus memberikan rangsangan dengan membacakan sesuatu pada anak. Orang tua atau guru hendaknya memberikan akses pada buku-buku yang diketahui anak-anak, melibatkan anak membacakan berbagai buku.
3. Tahap Membaca Gambar (Bridging reading stage)
Pada tahap ini, anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang meniliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dan puisi atau lagu yang dike sudah mengenal abjad.
Pada tahap ketiga ini, orang tua dan guru membacakan sesuatu pada anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi, memberikan kesempatan menulis sesering mungkin.
Pada tahap ini, anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang meniliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dan puisi atau lagu yang dike sudah mengenal abjad.
Pada tahap ketiga ini, orang tua dan guru membacakan sesuatu pada anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi, memberikan kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off reader listage)
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya, berusaha mengenal tanda Iingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, papan iklan.
Pada tahap keempat ini, orang tua dan guru masih tetap membacakan sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada berbagai situasi. Orang tua dan guru jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna.
5. Tahap Membaca Lancar (Independent reader stage)
Pada tahap ini, anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dan tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca.
Pada tahap kelima ini, orang tua dan guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak-anak. Tindakan imi akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksj bahan-bahan bacaan yang sesuai serta membelajarkan cerita yang berstruktur.
Pada tahap ini, anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dan tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca.
Pada tahap kelima ini, orang tua dan guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak-anak. Tindakan imi akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksj bahan-bahan bacaan yang sesuai serta membelajarkan cerita yang berstruktur.
Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai potensi keberbahasaan anak di atas, maka permainan dan berbagai alatnya memegang peranan penting. Lingkungan, termasuk di dalamnya peranan orang tua dan guru, seharusnya menciptakan berbagai aktivitas bermain sederhana yang memberikan arah dan bimbingan agar berbagai potensi yang tampak akan tumbuh berkembang secara optimal.
Perkembangan kemampuan membaca biasanya juga beriringan dengan kemampuan menulis yang banyak terkait dengan perkembangan motorik anak.
Sumber : Pedoman pembelajaran persiapan Membaca dan Menulis Permulaan melalui permainan (Departemen pendidikan nasional, direktorat pembinaan TK /SD, Jakarta 2007)
Katagori : Pendidikan, usia dini, anak
Tag : anak, pendidikan, membaca
Artikel Terkait