2 Agustus 2010 oleh mutiarazuhud
Rahasia Kehidupan (Suluk)
Bahwa sesungguhnya seseorang masuk surga bukan karena amalnya, bukan karena banyak ilmu atau pemahaman yang telah diketahui, bukan karena kepandaiannya dalam bahasa Arab atau kepandaian memahami, menterjemahkan atau mentafsirkan, bukan karena pengetahuan atau hafalan al Qur’an dan haditsnya semata. Intinya bukan karena Amal dan Ilmu semata ! atau ibaratnya semua bukan karena “aku” (maksudnya diri kita).
Semua semata-mata karena pertolongan Allah, karunia Allah, rahmat Allah, hidayah dari Allah, petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala . Intinya semua karena Dia (oleh karenanya orang-orang yang mendalami tasawuf, memanggilNya atau mengingatNya dengan Huwa artinya Dia).
“…Allah juga berfirman memberitakan tentang penduduk surga:”..Dan mereka berkata:”segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk..“(QS Al-A’raaf:43)
.”..Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS an Nuur : 21)
Untuk itulah kita berjanji sesuai firmanNya yang artinya,
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (QS al Fatihah : 5).
Pada saat kita mengucapkan “hanya Engkaulah yang kami sembah”, pada saat itulah kita berupaya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kepada Wali Allah, Mursyid, Syaikh, Ulama, muslim yang sholeh atau mereka yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Berupaya untuk menjadi muslim yang menjalankan Ihsan (akhlak/tasawuf), muslim yang ihsan atau muhsinin yakni muslim yang dapat seolah-olah melihat Allah atau minimal muslim yang yakin bahwa Allah melihat kita, muslim yang sholeh, muslim terbaik. Sebagaimana doa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan doa yang selalu kita ucapkan “Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin” yang artinya “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh”
Pada saat kita mengucapkan “hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”, pada saat itulah kita sadar bahwa upaya kita untuk taat atau untuk menjadi muslim yang sholeh adalah semata-mata pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, pada saat itu pula kita menghilangkan / memfanakan “aku” (maksudnya diri kita), sehingga yang Ada hanyalah Dia.
.
Wassalammualaikum Wr Wb.
Rahasia Kehidupan (Suluk)
Bahwa sesungguhnya seseorang masuk surga bukan karena amalnya, bukan karena banyak ilmu atau pemahaman yang telah diketahui, bukan karena kepandaiannya dalam bahasa Arab atau kepandaian memahami, menterjemahkan atau mentafsirkan, bukan karena pengetahuan atau hafalan al Qur’an dan haditsnya semata. Intinya bukan karena Amal dan Ilmu semata ! atau ibaratnya semua bukan karena “aku” (maksudnya diri kita).
Semua semata-mata karena pertolongan Allah, karunia Allah, rahmat Allah, hidayah dari Allah, petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala . Intinya semua karena Dia (oleh karenanya orang-orang yang mendalami tasawuf, memanggilNya atau mengingatNya dengan Huwa artinya Dia).
“…Allah juga berfirman memberitakan tentang penduduk surga:”..Dan mereka berkata:”segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk..“(QS Al-A’raaf:43)
.”..Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS an Nuur : 21)
Untuk itulah kita berjanji sesuai firmanNya yang artinya,
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (QS al Fatihah : 5).
Pada saat kita mengucapkan “hanya Engkaulah yang kami sembah”, pada saat itulah kita berupaya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kepada Wali Allah, Mursyid, Syaikh, Ulama, muslim yang sholeh atau mereka yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Berupaya untuk menjadi muslim yang menjalankan Ihsan (akhlak/tasawuf), muslim yang ihsan atau muhsinin yakni muslim yang dapat seolah-olah melihat Allah atau minimal muslim yang yakin bahwa Allah melihat kita, muslim yang sholeh, muslim terbaik. Sebagaimana doa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan doa yang selalu kita ucapkan “Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin” yang artinya “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh”
Pada saat kita mengucapkan “hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”, pada saat itulah kita sadar bahwa upaya kita untuk taat atau untuk menjadi muslim yang sholeh adalah semata-mata pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, pada saat itu pula kita menghilangkan / memfanakan “aku” (maksudnya diri kita), sehingga yang Ada hanyalah Dia.
.
Wassalammualaikum Wr Wb.