judul : QOLBU YANG SAKIT
Readmore → SIFAT YANG MENANDAKAN QOLBU YANG SAKIT
Oleh : Haqiqi Alif
Penerbit LIntas Media Jombang
Antara
lain adalah :
-bertopeng
agama
-TIDAK
YAKIN DENGAN AGAMANYA
-UJUB,
takabur, angkuh
Menganggap
dirinya paling mulia dan terhormat menganggap orang lain rendah dan hina.
Ketahuilah
sesungguhnya orang baik adalah orang yang dipandang baik oleh Allah di akhirat
kelak. Dalam hal ini, tak seorangpun dari mahluk Allah yang mengetahuinya,
kecuali hanya Allah. Sedangkan untuk menilai baik buruknya orang itu sebaiknya
ditangguhkan sampai akhir hayatnya. DENGAN DEMIKIAN PENILAIANMU TERHADAP DIRIMU
SENDIRI YANG MENGANGGAP LEBIH BAIK DARI YANG LAIN ADALAH SUATU KEBODOHAN-TIPU
DAYA
Ia
mengaku sebagai orang alim, padahal tumpukan kebatilan di dengkulnya, terkadang
ia mengaku manusia, sementara di dalam jiwanya bercokol sifat
kebinatangan. Ia menganggap dirinya, superior mulia dan terhormat. Ada lagi
seorang ahli fikir, cendekiawan jempolan, filsuf utama dan sastrawan yang tak
ada tandingannya tapi gubahannya tak lebih dari gubahan anak ingusan
yang Kotor. Mengaku sastrwan, jurnalis, wartwan ngetop tak ada
duanya tapi pembicaraannya ngawur. Sering kita menyaksikan orang egois, seolah
kakinya tertanam di tanah, hidungnya mencium langit, padahal ia paling tolol.
Lagaknya seperti pendekar tak terkalahkan, gayanya seperti kaisar persia.
Jalanya seperti kaisar romawi, padahal ia kosong melompong tak berisi dan lemah
tak berdaya..
“MAKA
JANGANLAH KAMU MENGATAKAN DIRIMU SUCI, DIALAH YANG PALING MENGETAHUI TENTANG
ORANG-ORANG BERTAKWA. (QS, AN-NAJM : 32)
Hendaknya
kita berkata dalam hati bahwa yang bisa menilai baik buruknya seseorang adalah
Allah. Kita tidak berhak menilai diri sendiri juga orang lain terhadap sebuah
hakekat hati . Hanya Allah lah Dzat yang Maha Mengetahui seluruh detak jantung
dan semua yang terlintas dalam hati manusia. Dia Dzat Yang Maha Mengetahui dan
Maha Kuasa atas segala sesuatu
-MENGADU
DOMBA
-PENGECUT
TIDAK
ADA PENYAKIT HATI YANG LEBIH RENDAH LAGI MELEBIHI DARI PENYAKIT PENGECUT.
TUMBUH DARI HATI YANG LEMAH, JIWA YANG CIUT DAN MENTALNYA YANG
KERDIL.
ORANG PENGECUT HANYA BERANI BERKATA DIBELAKANG, SUKA MEMBUAL, BANYAK OMONGANNYA DARI PEKERJAANYA, SENANG MENGKRITIK DAN MENGHUJAT TERHADAP PEKERJAAN YANG DILAKUKANNYA OLEH ORANG LAIN. KETIKA MUSUH DATANG SECARA TIBA-TIBA, HATINYA GENTAR, JIWANYA DILIPUTI KETAKUTAN, BADANNYA MENGGIGIL GEMETARAN. IA BUKAN MAJU UNTUK MENAHAN SERANGAN MUSUH, MALAH LARI TUNGGANG LANGGANG KE BELAKANG MENYELINAP KE ALAM PERSEMBUNIANNYA,
ORANG PENGECUT HANYA BERANI BERKATA DIBELAKANG, SUKA MEMBUAL, BANYAK OMONGANNYA DARI PEKERJAANYA, SENANG MENGKRITIK DAN MENGHUJAT TERHADAP PEKERJAAN YANG DILAKUKANNYA OLEH ORANG LAIN. KETIKA MUSUH DATANG SECARA TIBA-TIBA, HATINYA GENTAR, JIWANYA DILIPUTI KETAKUTAN, BADANNYA MENGGIGIL GEMETARAN. IA BUKAN MAJU UNTUK MENAHAN SERANGAN MUSUH, MALAH LARI TUNGGANG LANGGANG KE BELAKANG MENYELINAP KE ALAM PERSEMBUNIANNYA,
UNTUK
MENGHILANGKAN PENYAKIT PENGECUT INI DARI DALAM HATIMU DENGAN CARA MENANAMKAN
KEBERANIAN. ARTINYA BERANI MENGHADAPI KENYATAAN HIDUP , BERANI MEMECAHKAN
SEGALA PERSOALAN DAN PROBLEMA.
-PUTUS
ASA
JIWA
YANG LEMAH AKAN SELALU GOYAH DALAM MENGHADAPI SUATU COBAAN, TIDAK PUNYA
PENDIRIAN DAN MUDAH PATAH DITENGAH JALAN.
BILA
PUTUS ASA INI SUDAH BERCOKOL DALAM HATI SESEORANG, IA AKAN MEMPERLEMAH SEMANGAT
HIDUPNYA, LUMPUH SEBELUM BERJUANG, TAKUT TERHADAP KRITIK DAN NASEHAT,
JUGA DAPAT MENIMBULKAN SIKAP APATIS TEHADAP SEMUA PEKERJAAN
YANG DILAKUKANNYA.
LEMAH
HATI INI MERUPAKAN GEJALA-GEJALA DARI PUTUS ASA YANG AKAN MELAHIRKAN
WATAK PENGECUT YANG LARI DARI KENYATAAN HIDUP.
-PENGUNGKIT
mengungkit
–ungkit pemberian dan pertolongannya.
-RIYA
ADALAH
PENYAKIT HATI YANG SANGAT BERBAHAYA. BAHKAN TERMASUK BENTUK SYIRIK YANG
TERSEMBUNYI.
SEEORANG AKAN SELALU MENCARI PERHATIAN ORANG LAIN UNTUK MEMPEROLEH SANJUNGAN, KENAIKAN PANGKAT, KESENANGAN, MEMPERTURUTKAN HAWA NAFSU, BERTINGKAH LAKU OVER ACTING, TETAPI BILA IA BERADA JAUH DARI ORANG BANYAK, MAKA AKAN TAMPAK WATAK KEASLIANNYA YANG MENYERUPAI BINATANG BUAS, RAKUS, TAMAK, FASIK, DURHAKA, BAHKAN TAK SEGAN MENENTANG PERINTAH ALLAH. PERBUATAN RIYA DAPAT MENGHAPUS SELURUH AMAL KEBAJIKAN.
SEEORANG AKAN SELALU MENCARI PERHATIAN ORANG LAIN UNTUK MEMPEROLEH SANJUNGAN, KENAIKAN PANGKAT, KESENANGAN, MEMPERTURUTKAN HAWA NAFSU, BERTINGKAH LAKU OVER ACTING, TETAPI BILA IA BERADA JAUH DARI ORANG BANYAK, MAKA AKAN TAMPAK WATAK KEASLIANNYA YANG MENYERUPAI BINATANG BUAS, RAKUS, TAMAK, FASIK, DURHAKA, BAHKAN TAK SEGAN MENENTANG PERINTAH ALLAH. PERBUATAN RIYA DAPAT MENGHAPUS SELURUH AMAL KEBAJIKAN.
-HAUS
KEKUASAAN
(ancaman
terhadap pemimpin yang dzalim)
-GILA
SANJUNGAN
Adalah
orang yang kehilangan kepercayaan diri, sehingga ia membutuhkan orang yang lain
untuk memujinya. Baginya pujian adalah nilai yang sangat berharga untuk
membuktikan kalau keberadaanya diakui. Ketika tidak mendapat pujian maka dia
sangat bersedih.
Dia
akan menilai bahwa derajat dan kehormatan seseorang itu ditentukan oleh sedikit
banyaknya orang yang memuji. Jika yang memuji sedikit, maka derajatnya rendah,
sebaliknya jika yang memuji itu banyak maka dia termasuk orang yang terhormat
dan mulia. ITULAH PENILAIAN ORANG BODOH, MENILAI BAHWA SANJUNGAN MERUPAKAN
BAROMETER UNTUK MENGUKUR KEMULIAAN SESEORANG.
Ahli
hikmah berkata : Yang disebut sahabat adalah orang yang berkata benar kepadamu,
bukan orang yang selalu membenarkan kamu,”
ORANG
YANG GILA TERHADAP SANJUNGAN PADA AKHIRNYA MABUK PADA PEMUJAAN TERHADAP DIRINYA
SENDIRI. IA MERASA LEBIH BAIK, LEBIH MULIA, LEBIH PANDAI, LEBIH
TERHORMAT, DAN LEBIH HEBAT DARI YANG LAIN.
“Maka
janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa. (Q.s. An-Najm : 32)
-BERMUKA
DUA
-BAKHIL
-BOROS
-HASUD
-MEMBUKA
AIB ORANG LAIN/GHIBAH
Membicarakan
cacat orang lain itu lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina. Demikian
keterangan yang terdapat dalam suatu hadist. Karena bila ia mendengar akan
benci, dan ini merupakan kedzaliman. Meskipun yang dibicarakan itu sesuai
dengan kenyataan.
ORANG YANG MULIA TIDAK AKAN MELAKUKAN PERBUATAN TERCELA INI, SEBAB MEMBUKA CACAT ORANG LAIN SAMA DENGAN MEMBUKA KEBURUKAN DIRI SENDIRI. KARENA ITU SETIAP KALI AKAN MEMBUKA AIB ORANG LAIN, IA TERINGAT SELALU AKAN KECACATANNYA SENDIRI.
Jagalah lidahmu jangan terjebak dalam perbuatan ghibah, meskipun hal itu dilakukan dengan cara menyindir.
ORANG YANG MULIA TIDAK AKAN MELAKUKAN PERBUATAN TERCELA INI, SEBAB MEMBUKA CACAT ORANG LAIN SAMA DENGAN MEMBUKA KEBURUKAN DIRI SENDIRI. KARENA ITU SETIAP KALI AKAN MEMBUKA AIB ORANG LAIN, IA TERINGAT SELALU AKAN KECACATANNYA SENDIRI.
Jagalah lidahmu jangan terjebak dalam perbuatan ghibah, meskipun hal itu dilakukan dengan cara menyindir.
JIKA
SEKIRANYA DIKECEWAKAN OLEH PERBUATAN ORANG, MAKA AMBILLAH TINDAKAN BIJAKSANA
DENGAN TIDAK MENYINDiIR DAN MEMBUKA KEDOK KEJAHATANNYA. KArENA
MENCEMARKAN NA MA BAIK ORANG TERSEBUT DI TENGAH MASYARAKAT.
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari kesalahan orang
lain dan janganlah sebagaian kamu menggunjing sebagian yang lain.sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentunya
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyanyang (Q.S Al Hujurat : 12)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka
…..”(Q.S Al Hujurat : 11)
-TIDAK
BOLEH SUUDZON (berburuk sangka)
Jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa (surat
al-hujurat : 12)
Dalam
hal ini Rasulullah saw bersabda :”Hati-hatilah kalian dari prasangka, karena
prasangka itu sedusta-dusta berita (Riyaadlush shalihin, hal 602)
-MUNAFIK
Mereka
adalah orang yang tuli, bisu dan buta. Kaerna mereka tidak dapat menerima
kebenaran.
-DUSTA
Hati
yang pengecut jelas tidak akan berani menghadapi suatu kenyataan, keadaan
inilah yang mudah menyeret seseorang untuk berbuat dusta. Oleh karena
itu, hindari sifat pengecut dan bersikaplah KSATRIA, katakan YA
atau TIDAK sesuai dengan kata hati dan kesanggupan untuk berbuat. DUSTA ITU
MERUPAKAN DOSA BESAR, akibat yang ditimbulkan tidak hanya terhadap dirinya
sendiri tetapi juga terhadap orang lain.
Nabi
SAW, bersabda :” ada tiga orang, dimana pada hari kiamat nanti Allah tidak akan
berbicara pada mereka, tidak melihat mereka, serta tidak mau membersihkan
(dosa-dosa) mereka, bagi mereka disediakan siksaan yang amat pedih, mereka itu
adalah : 1) orang tua yang zina 2) penguasa yang berdusta 3) orang fakir yang
takabur
Rasulullah
saw bersabda, “celakalah bagi orang yang berbicara dengan perkataan yang
membuat orang lain tertawa (alias melawak) ia berdusta dalam pembicaraannya
itu, celakalah bagi dia, celakaalah bagi dia, celakakah bagi dia, celakalah
bagi dia.”
UNTUK
MENYEMBUHKAN PENYAKIT DUSTA YANG PALING EFEKTIF ADALAH BERSIKAP DIAM, DENGAN
CARA DIAM BERBICARA PUN MENJADI BERKURANG. DENGAN KURANGNYA BERBICARA
BERARTI MENGURANGI KESALAHAN. DIAM ADALAH MENGURANGI KESALAHAN BERBICARA
TERUTAMA BERBICARA YANG MENJERUMUS PADA KEDUSTAAN. SEMAKIN BANYAK ORANG BERBICARA
MAKA SEMAKIN PULA KESALAHAN DAN KEBOHONGAN YANG DILAKUKANNYA. OLEH KARENA ITU
BERBICARA SEPERLUNYA ITU LEBIH BAIK DAN BISA MENYELAMATKAN DIRI, INSYAALLAH.
SESUNGGUHNYA
WALI ABDAL ITU SENANTIASA MEMPERHITUNGKAN TENTANG SYAHWAT YANG TERSEMBUNYI PADA
PEMBICARAAN.
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau
berdiamlah…(SHAHIH BUKHARI dari ABU HURAIAH R.A)
Abu
Musa pernah bertanya kepada Rasulullah saw :”Ya Rasulullah, siapa orang muslim
yang lebih utama itu? Beliau menjawab :”Orang muslim yang selamat dari lisannya
dan tangannya.”
APABILA
KITA SELALU BERHATI-HATI DALAM SETIAP PERKATAAN, SERTA MENJAUHI DARI
PEMBICARAAN YANG TIDAK MEMBAWA MANFAAT, INSYA ALLAH HIDUP KITA AKAN SELAMAT
DARI KEDUSTAAN.
Menyibukkan
diri dalam hal-hal yang positif bisa menjauhkan diri dari perbuatan dusta,
*membaca al quran, dzikir kepada Allah dimanapun berada, di masjid ataupun di
luar masjid, memerintahkan kepada kebaikan dengan segala cara menurut kemampun
diri, dan dimanapun ia berada. Mencegah dari kemungkaran dimanapun ia
berada. Dan lain-lain.